Selesai sholat jum'at, seorang bapak separuh bayaduduk di pelataran mesjid, raut mukanya menunjukkan kesedihan yang amat dalam, masih teringat ucapan anaknya yang masih SD tadi pagi.
" Yah, aku pengen banget makan roti itu lho yang suka ada di mall, kayaknya enak banget, kemarin si Upik dibeliin sama ayahnya, aku cuma dikasih setengah, abis dibagi rata sama temen-temen yang lain, ada yang isinya abon, coklat, strawberry, enak banget deh yah, entar beliin adek ya yah ".
Ayahnya cuma bisa senyum sambil berjanji akan membelikan, apalagi istrinya ikutan teriak dari dapur ' jangan lupa yah, pesenan anaknya tuh, ibu juga dibeliin lho '.
Inilah saat yang paling menyedihkan ketika anak & istri yang sangat dicintai meminta sesuatu padahal harganya tidak terlalu mahal tetapi tidak bisa membelikannya, ' Maafkan ayah nak, bukan ayah pelit atau enggak mau membelikan roti itu, tapi secara jujur, saat ini ayah belum punya uang ' hanya kalimat ini yang bisa dibisikkan Kang Aep didalam hatinya. Hati kecilnya terus mendesak, dan menyuruhnya melakukan sesuatu agar anak & istrinya senang.
Waktu terus berputar, beberapa hari kemudian di salah satu headline harian ibukota tertulis " Seorang bapak separuh baya dihajar massa karena tertangkap basah mengambil dompet seorang karyawati diatas bus jurusan Kampung Melayu - Grogol, hanya karena ingin membelikan roti buat anaknya yang masih duduk di Sekolah Dasar .............. "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar