Selasa, 23 Oktober 2012

Vinito Aviar Dalam kenangan

Senin malam jam 22.10 ada sms masuk dari seorang teman (Pak Yitno) mengabarkan kabar duka, isinya " Pak dah tahu belum Vinito udah almarhum " , saya yang lagi meeting dengan beberapa orang kaget bukan main ......... Innalillahi Wa Innailaihi Roji'un ....................
Vinito Aviar si Jepang itu udah meninggal, saya cari info ke beberapa rekan yang lain, ternyata memang benar, beliau kena stroke & meninggal hari minggu 21 oktober 2012 & langsung dikubur hari itu juga.

Masih lekat dalam ingatan saya, beberapa puluh tahun yang lalu ada seorang anak baru lulusan dari luar negeri masuk ke kantor saya, kebetulan job pertamanya adalah membantu saya membuat program SIPO (Sistem Informasi Pemasaran Oracle), habis anak itu saya kerjain, saya suruh2 ngerjain program ini sampai beres dan belum boleh pulang kalau belum selesai (maklum saya lebih senior dari dia). Tapi dengan semangat mudanya dia mengerjakan semua itu tanpa mengeluh bahkan lebih baik dari rancangan awalnya. Setelah waktu berjalan dan si anak baru itu diterima sebagai pegawai tetap, secara guyon saya katakan ' eh inget gak lo Vin waktu itu gue mapras abis2an ', sambil ketawa dia bilang ' iya gila lo di ngerjain gue setengah mati hehe....'

Ada satu lagi yang saya ingat dari Vinito, dia sangat tertib dengan waktu sholat, pokoknya kalo udah azan, langsung ambil sajadah & sholat dengan khusyuk, ini adalah hal baik yang selalu saya contoh dari dia.
Bapaknya orang bukittinggi asli, ibunya dari Jepang, tapi dia sangat bangga dengan darah 'padangnya', suatu waktu sering banget dia cerita ke saya, ' tau gak lo di, gue paling suka makan rendang, apalagi kalo dagingnya empuk, mantab deh rasanya apalagi nyium bumbunya hehehehe ....... '

Sekarang temen saya ini sudah menyatu dengan tanah, beberapa hari yang lalu sudah dipanggil Allah dengan usia yang masih sangat muda (mungkin belum mencapai usia 50 tahun), padahal saya tahu masih banyak mimpi2nya yang belum terwujud. Vin kalo inget elo gue jadi inget dengan semangat elo yang begitu tinggi dengan dunia IT, pasti kalo ada program baru, elo yang nomor satu tau duluan.

Gue jadi inget firman Allah dalam Surat Yunus ayat 49 : ' Tiap2 umat mempunyai ajal, apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya. Manusia boleh berencana seperti apapun tapi kalo Allah sudah berkehendak tidak ada yang bisa menghalanginya. Kematian adalah sebagai peringatan bagi kita yang masih hidup, perjalanan kita masih sangat panjang, kehidupan dunia hanya sementara, hendaknya diisi dengan hal2 yang telah digariskan oleh Allah SWT. Sangat benar bila dikatakan siapa yang menanam bibit yang baik maka dia akan menikmati hasilnya dengan baik. Oleh karena itu marilah kita berlomba-lomba mengejar ridho Allah, menjauhkan segala larangan-NYA, agar nanti kelak akan bahagia di akhirat nanti.

Vinito, gue gak sempet mengantarkan elo ke tempat peristirahatan terakhir, tapi Insya Allah semoga arwah elo diterima disisi Allah sesuai dengan amal perbuatan yang telah dilakukan selama ini.
Selamat jalan ya Vin, baik2 disana jangan berantem sama tetangga2 yang ada disana (tapi ngomong2 disana ada masakan padang gak ya vin ? :) ), kita semua ini tinggal menunggu giliran, mudah2an nanti kita semua dipanggil Allah dengan cara & tempat yang baik & dalam keadaan khusnul khatimah, amin .......
(Vinito Aviar dalam kenangan)





Rabu, 03 Oktober 2012

SEPOTONG COKLAT BUAT CACA

Sepagi ini Januar sudah siap menanti penumpang di ujung komplek, bersama dengan sejumlah pengemudi ojek lainnya. Biasanya banyak karyawan yang menggunakan jasa ojek, tujuannya adalah sampai dengan pangkalan angkutan umum di dekat pasar. Nah di pasar ini, banyak alat angkutan lainnya yang sudah siap mengantarkan ke tempat tujuannya masing-masing, ada yang naik mikrolet, angkot, taksi atau menunggu mobil jemputan perusahaan, pokoknya semuanya numplek abis di pasar ini, dapat dibayangkan betapa ruwetnya lalu lintas di dekat pasar ini.

Tadinya Januar tidak mau ngojek, tetapi berhubung hanya pekerjaan ini yang bisa dilakukan, ya mau enggak mau, karena kalau ini tidak dilakukan, akan terbayang nantinya mau makan apa keluarganya sehari-hari.

Januar tinggal di rumah kontrakannya Haji Sabeni dengan istrinya Ana dan 3 orang anaknya yang masih dalam usia sekolah bahkan yang terkecil baru lahir beberapa hari yang lalu.

Biaya sewa kontrakan ini tidak terlalu mahal cuma 350 ribu perak per bulan, tapi buat ukuran Januar sudah cukup berat, oleh karena itu selain ngojek, Januar cari sampingan lain, sore hari menjelang malam dia juga ikut bantu-bantu pada warung pecel lelenya Mas Yono, tapi ini tidak setiap hari, karena ngojek pagi hari saja sudah cukup berat, apalagi kalau harus full tiap hari membantu Mas Yono, bisa remuk badannya ...........

Saat menunggu penumpang, Januar teringat kejadian tadi di rumah.

“ Mas hati-hati ya di jalan, jangan suka ngebut, pokoknya biar lambat asal selamat, jangan suka nyelap-nyelip, resikonya besar lho, ingat mas anak kita masih kecil-kecil,” pesan Ana selalu setiap pagi sebelum Januar berangkat mengendarai Honda bututnya yang selalu setia menemaninya mencari nafkah.

“ Iya dek, Insya Allah aku selalu ingat pesannya, doakan aku ya dek biar nanti dapat penumpang yang banyak,” balas Januar.

“ Amin mas, gusti Allah tidak tidur, insya Allah kalau memang rejeki kita ........,” ujar Ana.

Selama Ana masih sibuk dengan si kecil Bilkis yang baru lahir ke dunia 10 hari yang lalu, kesibukannya membuat kue sementara terhenti, padahal lumayan juga hasilnya buat nambah-nambah kebutuhan dapur, biasanya kue yang dibuat Ana seprti pisang goreng, combro, tahu isi, risol dll dititipkan ke warungnya Mpok Leha yang letaknya persis di depan SD Telaga Sari.

“ Bah nanti pulangnya jangan lupa Caca dibelikan coklat ya, Abah jangan lupa lagi lho kayak kemaren,” kata Caca, anak perempuan Januar yang nomor 2 baru berusia 5 tahun.

“ Iya anakku yang manis dan pinter, Insya Allah abah ingat dan nggak lupa belikan kamu coklat, mau berapa satu, dua atau satu dus, tapi nanti dimarahin ibu nggak ? tanya Januar bisik-bisik sambil mencium Caca dengan sayang.

“ Caca maunya yang banyak abah, nanti aku kasih kakak Ahmad, ibu terus adik Bilkis,” jawab Caca sambil memeluk erat abahnya.

“ Iya deh Caca manis, abah belikan yang banyak tapi jangan dimakan sekaligus ya, nanti gigi anak abah ompong semua seperti giginya Fadel anaknya Pak De Agus, doain abah ya nak, biar nanti abah dapat duit banyak,” kata Januar.

Membayangkan orang-orang tersayang memang terkadang membuat hati jadi sejuk, membuat Januar bertambah semangat menjalani hidup dan giat mencari nafkah.

“ Eh Jan ngelamun aja ente, tuh ada ibu yang manggil ojek, sekarang khan giliran ente,” tegur Joko mengagetkan Januar.

“ Oke Jok, wah ibunya gendut banget, mana bawa anak lagi,” keluh Januar melihat calon penumpangnya. Sementara Joko cuma senyam-senyum saja.

Singkat kata Januar sudah mengantarkan ibu gendut beserta anaknya ke tempat yang dituju. Saat akan melintas ke pangkalan ojeknya, Januar mampir sebentar ke mini market untuk membelikan coklat pesanan Caca. Setelah coklat didapat, langsung dimasukkan kebalik jaket kulitnya yang warnanya sudah pudar, antara warna hitam dan belang-belang.

Tapi saat keluar dan mau menjalankan motornya, tiba-tiba ada mobil kecepatan tinggi menyenggol Januar, akibatnya Januar ikut terbalik dan mental cukup jauh, kepalanya membentur aspal, sementara mobil yang menabrak tetap melaju tanpa menghiraukan korban yang ditabraknya.

Suasana di sekitar mini market ini sedang sepi, sehingga mobil penabrak tersebut bisa melaju cepat tanpa ada yang mengejar. Saat itu ada Bang Ono, sesama tukang ojek yang melihat kejadian ini dan buru-buru menghampiri Januar, sementara Januar sudah tidak sadarkan diri ................

Bang Ono berusaha menyetop mobil yang lewat, tapi tidak ada yang mau berhenti, keadaan Januar makin parah, beruntung akhirnya ada kijang bak terbuka yang mau berhenti, mereka buru-buru menaikkan Januar dan membawa ke rumah sakit terdekat.

Sampai di rumah sakit, akibat benturan keras dengan aspal jalan, kondisi Januar sudah tak tertolong lagi ............... Innalillahi Wainnailaihi Rojiun ...................

Ana beserta kedua anaknya sampai di rumah sakit, sementara si kecil Bilkis dititipkan tetangga, mereka anak beranak bertangisan melihat Jasad Januar terbujur kaku, Caca cuma bisa menangis melihat abahnya tidak bergerak, abah yang baik, tidak pernah marah dan sangat disayanginya. Sekilas Caca melihat lempengan coklat dari balik jaket abahnya, tapi sudah tidak membuatnya semangat lagi, karena abah yang sangat disayanginya sudah tidak bisa lagi menemaninya untuk bermain serta menikmati coklat kesayangannya bersama-sama.

Kesedihan Caca tidak dapat digantikan dengan apapun walau dengan ratusan lusin coklat ditangannya. Sungguh kepergian abahnya tercinta merupakan kesedihan yang tak terhingga perihnya.

Sangat disesalkan  semua ini karena prilaku pengendara mobil yang ugal-ugalan dan tidak mau bertanggung jawab dan meninggalkan dengan tega tanpa perduli sedikitpun.

Kapankah kita mulai menyadari bahwa hidup orang lain itu banyak yang tidak seberuntung kehidupan kita ......... ?

Seperti halnya Caca yang kini hanya bisa bermimpi semoga suatu saat abahnya akan datang  kembali dengan hangat peluk canda sembari membawa sepotong coklat kesayangannya.

Dalam hati Caca hanya bisa berujar, “ Selamat Jalan Abah Sayang ……… Kini sepotong coklat untukku sudah tak lagi senikmat saat Abah bersamaku ………….. (sembari matanya berkaca-kaca, ada buliran air mata jatuh membasahi bajunya)

(Tabrak lari berarti lari dari kenyataan & tdk bertanggung-jawab)

MBAK NINA


Bangku-bangku yang tersusun rapi didepan kantor sudah ramai ditempati oleh sejumlah karyawan yang akan sarapan pagi, tidak hanya karyawan kantor kami tapi ada juga karyawan dari kantor lain. Tempat ini sungguh menyenangkan,  letaknya di pinggir jalan agak menjorok kebelakang sebelah kanannya ada sebidang lahan yang cukup luas sehingga bisa diparkir beberapa kendaraan roda dua dan empat. Yang cukup membuat nyaman adalah lokasi ini dinaungi oleh beberapa pohon besar semacam pohon beringin sehingga angin sepoi-sepoi membuat kami lebih santai menyantap makanan yang ada.
Kami menyebutnya kantin DPR alias Dibawah Pohon Rindang, selain suasananya yang oke, terkadang tempat ini jadi ajang diskusi bak anggota DPR di Senayan, topik yang diperbincangkan macam-macam, bisa soal Ekonomi, Agama, Sosial, Politik dan juga topik-topik hangat saat ini. Pokoknya dijamin seru ………………. (persis anggota DPR beneran, cuma ini tempatnya Dibawah Pohon Rindang )

Makanan yang ada beragam jumlahnya mulai dari bubur ayamnya mang Asep, siomaynya mas Toni, soto mienya kang Ujang, soto ayam Surabayanya Cak Dule dan banyak lagi yang lainnya yang cukup menggugah selera makan kami di pagi ini. 
Harganya juga tidak terlalu mahal dan terjangkau bagi karyawan seperti kami.
Pagi ini beberapa tempat sudah terisi, saya lihat Mbay, Joko, Ade, Euis dan Joko sudah stand by siap menyantap pesanannya masing-masing. Saya dan Dewi datang menghampiri mereka. Seperti biasa saya pesan ke kang Ujang, Soto mie isinya risol sama daging, sementara Dewi pesen bubur ayam dan nggak pakai kacang.

” Di tumben nih datang pagi ?” tanya Joko kepada saya sambil memasukkan potongan bakso kedalam mulutnya. Sementara saya duduk disamping Mbay yang sedang asyik menyeruput kopi susu.

” Iya ada janji nih sama orang Dept. Kehutanan, mau presentasi, katanya mereka tertarik dengan produk training kita tentang IT, cuma belum jelas maunya yang mana, makanya saya mau yakinkan lagi dengan presentasi sekarang, katanya sih mereka mau kirim kurang lebih 10 orang,” jawab saya sambil sedikit bangga selain ada prospek yang bagus sama pagi-pagi udah datang eh udah mau langsung kerja lagi, padahal biasanya selalu dateng telat itu juga nggak langsung kerja tapi browsing dulu ..... hehehe .......

” Tumben banget sih Di, mau kejar setoran yah apa diuber-uber bos karena target belum tercapai ?” Euis yang dari tadi asyik BB-an ikutan nimbrung.

“ Ya gitu deh, hot prospek kemarin banyak yang mundur ke akhir tahun, katanya sih lagi pada banyak proyek jadi nggak bisa ngirim orang ikutan training, khan sayanya yang jadi stress kalo seperti ini,” keluh saya sambil menyantap sotomie yang baru diantar kang Ujang.

“ Udah ach pagi-pagi ngomongin kerjaan, kayak orang waras aja,” Ujar Mbay sambil senyum, kelihatan giginya yang kuning-kuning, maklum selain suka ngopi Mbay juga perokok berat.
Soto mienya pedes banget, rupanya kang Ujang ngasih sambelnya kebanyakan, buru-buru saya pesen teh botol ke Bobi, pedagang minuman yang juga mangkal disini.

“ Bob, teh botolnya satu yang dingin ya, “ teriak saya kepada Bobi.

“ Bob, aku Aqua ya tapi jangan dingin,” Dewi juga ikutan pesen minuman.

Tak lama Bobi udah nganter minuman pesanan kami, langsung saja teh botolnya saya seruput buat menghilangkan rasa pedas di lidah.

Sambil bisik-bisik Dewi bicara kepada Euis.

“ Is tau gak kamu kemarin khan Mbak Nina dipanggil sama direksi,” kata Dewi pelan-pelan

Euis hanya menggeleng, maklum dia khan bagian Support jarang di kantor jadi tidak tahu perkembangan mutakhir selama ini.

“ Mbak Nina sekretaris bag.sales ya, sekilas aja sih, cuma aku gak tau detilnya, maklum aku khan bagian lapangan, emangnya kenapa Wi ?” tanya Euis.

Anak-anak yang lain juga ikutan nguping, pura-pura serius sarapan tapi kupingnya berdiri dengerin pembicaraan Dewi dan Euis.

“ Denger-denger dia pakai duit proyek buat kebutuhan pribadi, udah lama banget tapi baru ketahuannya sekarang,” kata Euis.

“ Pasti gara-gara audit internal kemarin ya,” tebak Dewi.

Euis mengangguk membenarkan tebakan Dewi.

Mbay sebagai karyawan yang cukup senior diantara kami bicara.

“ Udah jangan ngegosip kalau bahasa Alqurannya Ghibah, nggak baik ngomongin orang, yang aku denger sih dari hadist Nabi Muhammad mengatakan ‘ tidak akan masuk surga, orang yang suka menggunjingkan aib sesama muslim’, apalagi Mbak Nina itu orang baik, kita khan belum tahu cerita yang sebenarnya,” terang Mbay dengan gaya meniru ustad yang sering nongol di Teve.

Pembicaraan  sekarang semakin hangat. Ya begini ini yang selalu saya kangenin kalau sudah diskusi, pasti akan seru dan ada manfaat yang bisa diambil.

“ Tapi apa bener ya Mbak Nina bisa sekhilaf itu, kalau saya sih gak yakin,” Ujar Dewi sambil menggelengkan kepalanya.

Dari kejauhan kelihatan Mbak Nina turun dari Avanza hitam, kayaknya diantar sama suaminya. Dia menoleh kearah kami yang sedang sarapan. Lalu Mbak Nina menghampiri kami. Sejurus wajah kami jadi tegang, bahkan ada yang salah tingkah.

“ Ayo lagi ngegosip, pasti ngomongin Mbak ya ?” tanya Mbak Nina dengan santai.
 Kami yang tadinya sudah enggak enak, jadi ikutan nyantai juga. Mbak Nina juga ikutan sarapan, 
beliau pesen mie ayam pangsit.
 
“ Pasti gara-gara Mbak dipanggil direksi kemarin ya, jadi kalian menduga yang enggak-enggak,” tambah
 Mbak Nina dengan senyum, tidak ada kemarahan di wajahnya.
 Kita semua salut dengan sikapnya Mbak Nina seperti ini, rasa pedenya tinggi sekali dan tidak panik,
 tidak marah bahkan semua dihadapi dengan santai dan selalu berpikiran positif.
 
“ Hehehe ........ Mbak tahu aja kalau diomongin, kayak paranormal aja bisa nebak apa 
yang kita bicarakan,” balas Joko. Kembali Mbak Nina senyum
 
“ Semua yang kalian dengar itu salah besar, enggak mungkinlah Mbak harus mengorbankan karir Mbak
 yang sudah lama di perusahaan hanya karena uang yang tidak seberapa,” tanggap Mbak Nina dengan tegas.
 Euis yang pertama kali melontarkan dugaan tentang Mbak Nina hanya menunduk, 
dia merasa bersalah harusnya klarifikasi dulu ke yang bersangkutan padahal dia juga cuma denger gosip
sana-sini yang enggak jelas sumbernya darimana.
Kita semua menghela napas lega dengan klarifikasi Mbak Nina, karena Mbak Nina seorang sekretaris 
yang sangat baik dan profesional serta cukup enak diajak kerja sama, apalagi anak-anak sales senang
 banget dengan Mbak Nina.
 
“ Mbak aku jadi enggak enak, soalnya aku tadi yang ngomong pertama kali, maafin ya mbak,” kata Euis
sambil menjabat tangan Mbak Nina.
“ Makanya tuan putri harus cek en ricek dulu sumber dan kebenarannya,” timpal Dewi sok tahu, 
 mumpung ada kesempatan bisa memojokkan Euis yang selama ini menjadi saingannya dalam merebut perhatian
saya.
“ Udah .... udah, sekarang khan jadi jelas, gak usah diperpanjang, makanya gosip-gosip atau
ghibah yang gak bener seperti ini kita harus hati-hati, persepsinya jadi macam-macam, kasihan orang
kayak Mbak Nina ini,”lerai saya bijaksana, karena kalau  diteruskan bisa timbul lagi masalah baru,
Euis versus Dewi ............
“ Iya bener kata Adi, Mbak gak apa-apa kok Is, kamu khan juga cuma denger dari sumber yang tidak jelas,
anggap aja selesai dan tidak terjadi apa-apa.
 
Kita semua menganggukkan kepala mendengar jawaban Mbak Nina. Sejurus suasana hening kembali.
Mbak Nina mencoba mencairkan suasana.
“ Nah masalah yang itu udah selesai, sekarang kalian mau denger gak bocoran ketika saya dipanggil direksi
kemarin,” kata Mbak Nina senyum-senyum.
 
“ Pasti kabar bagus nih, ada apa to Mbak ?” tanya Mbay ingin tahu.
“ Iya Mbak, ada apa nih, kok aku deg-degan,” timpal Ade. 
“ Ok kalau begitu, ini kabar baik buat kita semua, kemarin itu Direksi meminta saya mengundang
kalian semua buat meeting besok pagi .......,” kalimat Mbak Nina terhenti karena Euis memotong.
“ Walah mbak, meeting aja kok, itu mah biasa, kirain apaan,” ujar Euis 
Mbak Euis geleng-geleng kepala.
 
“ Is Mbak khan belum selesai ngomongnya.....” balas Mbak Nina.
“ Iya nih tuan putri, maunya nyelak omongan orang aja, enggak kapok-kapok apa ya bikin salah,” 
timpal Dewi sambil memonyongkan mulutnya.
Euis jadi serba salah, kita semua geleng-geleng melihat 2 cewek cantik yang selalu enggak akur ini.
 
“ Meeting kita besok mau menuntaskan prosentase komisi penjualan yang sudah lama dibahas itu dan
rencananya buat meningkatkan motivasi seluruh karyawan, kita semua akan dapat bonus yang akan
dibayarkan cash senin nanti, nah resminya berapa kali akan diumumkan besok,
kayaknya sih lebih dari 1 kali,” kata Mbak Nina dengan lantang.
“ Alhamdulillah .............,” ucap kami bersamaan.
Saya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan, Masya Allah hampir setengah sembilan ........... !! Setelah bayar sarapan yang dimakan, saya pamit duluan, karena harus menyiapkan materi dan dokumen lain yang akan dibawa ke Dept. Kehutanan.nanti.

Diskusi dan acara ngobrol-ngobrol sembari sarapan masih berlanjut, sayang juga sih harus pamit duluan, tapi berhubung ada ‘tugas negara’ yang harus dijalani, apa boleh buat, mudah-mudahan aja Dept., Kehutanan langsung setuju buat ikutan training, soalnya target saya masih jauh nih, apalagi sekarang ada kebijakan baru tentang komisi penjualan, semangat buat nyari proyek jadi lebih besar ...........

(didekasikan buat mantan rekan2 sekantor di jln panataran jakarta pusat