Rabu, 03 Oktober 2012

SEPOTONG COKLAT BUAT CACA

Sepagi ini Januar sudah siap menanti penumpang di ujung komplek, bersama dengan sejumlah pengemudi ojek lainnya. Biasanya banyak karyawan yang menggunakan jasa ojek, tujuannya adalah sampai dengan pangkalan angkutan umum di dekat pasar. Nah di pasar ini, banyak alat angkutan lainnya yang sudah siap mengantarkan ke tempat tujuannya masing-masing, ada yang naik mikrolet, angkot, taksi atau menunggu mobil jemputan perusahaan, pokoknya semuanya numplek abis di pasar ini, dapat dibayangkan betapa ruwetnya lalu lintas di dekat pasar ini.

Tadinya Januar tidak mau ngojek, tetapi berhubung hanya pekerjaan ini yang bisa dilakukan, ya mau enggak mau, karena kalau ini tidak dilakukan, akan terbayang nantinya mau makan apa keluarganya sehari-hari.

Januar tinggal di rumah kontrakannya Haji Sabeni dengan istrinya Ana dan 3 orang anaknya yang masih dalam usia sekolah bahkan yang terkecil baru lahir beberapa hari yang lalu.

Biaya sewa kontrakan ini tidak terlalu mahal cuma 350 ribu perak per bulan, tapi buat ukuran Januar sudah cukup berat, oleh karena itu selain ngojek, Januar cari sampingan lain, sore hari menjelang malam dia juga ikut bantu-bantu pada warung pecel lelenya Mas Yono, tapi ini tidak setiap hari, karena ngojek pagi hari saja sudah cukup berat, apalagi kalau harus full tiap hari membantu Mas Yono, bisa remuk badannya ...........

Saat menunggu penumpang, Januar teringat kejadian tadi di rumah.

“ Mas hati-hati ya di jalan, jangan suka ngebut, pokoknya biar lambat asal selamat, jangan suka nyelap-nyelip, resikonya besar lho, ingat mas anak kita masih kecil-kecil,” pesan Ana selalu setiap pagi sebelum Januar berangkat mengendarai Honda bututnya yang selalu setia menemaninya mencari nafkah.

“ Iya dek, Insya Allah aku selalu ingat pesannya, doakan aku ya dek biar nanti dapat penumpang yang banyak,” balas Januar.

“ Amin mas, gusti Allah tidak tidur, insya Allah kalau memang rejeki kita ........,” ujar Ana.

Selama Ana masih sibuk dengan si kecil Bilkis yang baru lahir ke dunia 10 hari yang lalu, kesibukannya membuat kue sementara terhenti, padahal lumayan juga hasilnya buat nambah-nambah kebutuhan dapur, biasanya kue yang dibuat Ana seprti pisang goreng, combro, tahu isi, risol dll dititipkan ke warungnya Mpok Leha yang letaknya persis di depan SD Telaga Sari.

“ Bah nanti pulangnya jangan lupa Caca dibelikan coklat ya, Abah jangan lupa lagi lho kayak kemaren,” kata Caca, anak perempuan Januar yang nomor 2 baru berusia 5 tahun.

“ Iya anakku yang manis dan pinter, Insya Allah abah ingat dan nggak lupa belikan kamu coklat, mau berapa satu, dua atau satu dus, tapi nanti dimarahin ibu nggak ? tanya Januar bisik-bisik sambil mencium Caca dengan sayang.

“ Caca maunya yang banyak abah, nanti aku kasih kakak Ahmad, ibu terus adik Bilkis,” jawab Caca sambil memeluk erat abahnya.

“ Iya deh Caca manis, abah belikan yang banyak tapi jangan dimakan sekaligus ya, nanti gigi anak abah ompong semua seperti giginya Fadel anaknya Pak De Agus, doain abah ya nak, biar nanti abah dapat duit banyak,” kata Januar.

Membayangkan orang-orang tersayang memang terkadang membuat hati jadi sejuk, membuat Januar bertambah semangat menjalani hidup dan giat mencari nafkah.

“ Eh Jan ngelamun aja ente, tuh ada ibu yang manggil ojek, sekarang khan giliran ente,” tegur Joko mengagetkan Januar.

“ Oke Jok, wah ibunya gendut banget, mana bawa anak lagi,” keluh Januar melihat calon penumpangnya. Sementara Joko cuma senyam-senyum saja.

Singkat kata Januar sudah mengantarkan ibu gendut beserta anaknya ke tempat yang dituju. Saat akan melintas ke pangkalan ojeknya, Januar mampir sebentar ke mini market untuk membelikan coklat pesanan Caca. Setelah coklat didapat, langsung dimasukkan kebalik jaket kulitnya yang warnanya sudah pudar, antara warna hitam dan belang-belang.

Tapi saat keluar dan mau menjalankan motornya, tiba-tiba ada mobil kecepatan tinggi menyenggol Januar, akibatnya Januar ikut terbalik dan mental cukup jauh, kepalanya membentur aspal, sementara mobil yang menabrak tetap melaju tanpa menghiraukan korban yang ditabraknya.

Suasana di sekitar mini market ini sedang sepi, sehingga mobil penabrak tersebut bisa melaju cepat tanpa ada yang mengejar. Saat itu ada Bang Ono, sesama tukang ojek yang melihat kejadian ini dan buru-buru menghampiri Januar, sementara Januar sudah tidak sadarkan diri ................

Bang Ono berusaha menyetop mobil yang lewat, tapi tidak ada yang mau berhenti, keadaan Januar makin parah, beruntung akhirnya ada kijang bak terbuka yang mau berhenti, mereka buru-buru menaikkan Januar dan membawa ke rumah sakit terdekat.

Sampai di rumah sakit, akibat benturan keras dengan aspal jalan, kondisi Januar sudah tak tertolong lagi ............... Innalillahi Wainnailaihi Rojiun ...................

Ana beserta kedua anaknya sampai di rumah sakit, sementara si kecil Bilkis dititipkan tetangga, mereka anak beranak bertangisan melihat Jasad Januar terbujur kaku, Caca cuma bisa menangis melihat abahnya tidak bergerak, abah yang baik, tidak pernah marah dan sangat disayanginya. Sekilas Caca melihat lempengan coklat dari balik jaket abahnya, tapi sudah tidak membuatnya semangat lagi, karena abah yang sangat disayanginya sudah tidak bisa lagi menemaninya untuk bermain serta menikmati coklat kesayangannya bersama-sama.

Kesedihan Caca tidak dapat digantikan dengan apapun walau dengan ratusan lusin coklat ditangannya. Sungguh kepergian abahnya tercinta merupakan kesedihan yang tak terhingga perihnya.

Sangat disesalkan  semua ini karena prilaku pengendara mobil yang ugal-ugalan dan tidak mau bertanggung jawab dan meninggalkan dengan tega tanpa perduli sedikitpun.

Kapankah kita mulai menyadari bahwa hidup orang lain itu banyak yang tidak seberuntung kehidupan kita ......... ?

Seperti halnya Caca yang kini hanya bisa bermimpi semoga suatu saat abahnya akan datang  kembali dengan hangat peluk canda sembari membawa sepotong coklat kesayangannya.

Dalam hati Caca hanya bisa berujar, “ Selamat Jalan Abah Sayang ……… Kini sepotong coklat untukku sudah tak lagi senikmat saat Abah bersamaku ………….. (sembari matanya berkaca-kaca, ada buliran air mata jatuh membasahi bajunya)

(Tabrak lari berarti lari dari kenyataan & tdk bertanggung-jawab)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar